Monday, 28 August 2017

Palopo Maju Bersama para Pemuda

Tags

Kota Palopo telah menjadi tempat tinggal saya sejak kecil. Awalnya kota Palopo adalah  ibukota kabupaten Luwu. Sejak tahun 2002 wilayah ini beralih status menjadi kota madya. Sejak saat itu banyak perubahan besar terjadi. Hingga saat ini sudah 2 orang pernah memimpin kota ini. Sebagai kota yang masih muda (15 tahun) ternyata kota ini mampu membuat perubahan yang sangat signifikan yang bias kita nikmati.

Saya ikut tumbuh bersama kota ini, mengamati dinamika yang terjadi, melihat perubahan yang terjadi setiap hari, mengawasi pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah kota Palopo. Sebagai seorang pemuda Palopo saya pun memiliki keinginan untuk ikut berpartisipasi untuk kemajuan kota ini. Hal ini membuat saya tergerak untuk kembali mengabdi untuk Palopo setelah bersekolah di kota lain.

Suasana kawasan lalebbata yang begitu ramai. Sumber foto (spotsatu.com)

Saya melihat kota palopo yang sangat hidup terutama di malam minggu. Keramaian kota Terlihat mulai dari  Jl. Andi Jemma, taman baca dan kawasan lalebbata, semakin malam semain ramai.  Melalui pengamatan saya, ada 2 tempat di kota palopo yang menjadi magnet berkumpulnya anak muda di kota Palopo, yakni kawasan lalebbata dan jalan lingkar timur kota Palopo. Kwasan lalebbata didesain oleh pemerintah menggunakan lantai tehel sehingga nyaman digunakan dengan model lesehan. Terlihat keceriaan mereka berkumpul bercanda tawa. Ada perkumpulan komunitas motor, seni, mereka berkumpul berbagi cerita, menyusun rencana. Biasanya yang berkumpul tersebut adalah satu komunitas, terlihat banyak sekali komunitas mulai dari komunitas motor, seni, skater, dan lainnya.  Pengembangan infrastruktur yang dulunya biasa saja telah disulap pemerintah menjadi kawasan yang menarik.

Perkumpulan pemuda yang semakin ramai ini sangat bgus untuk ikut membangun kota Palopo menjadi terkenal, Indonesia bisa merdeka berkat dukungan dan ide dari para pemuda. Biasanya. Para pemuda ini suka berkumpul dan membuat komunitas sendiri sesuai dengan kegemarannya masing – masing. Semakin sering mereka berkumpul maka akan muncul ide- ide unik yang bisa bermanfaat terutama untuk kota kita Palopo. Namun walaupun banyak komunitas sepertinya kurang ruang untuk berekepresi. Kadang –kadang mereka membuat event tetapi harus membuat lagi panggung khususnya dan tentunya menghabiskan banyak dana. Seandainya disediakan panggung permanen yang cantik maka tidak perlu repot untuk menampilkan karya mereka. Pemerintah hanya perlu menyediakan sarana prasarana, biarkan pemuda yang berkarya.
Pedestrian kawasan lalebbata yang disulap menjadi tempat ngumpul asyik (sumber foto koranseruya.com)

Saran saya untuk pengembangan infrastruktur yaitu sebaiknya ruang berekspresi muda mudi kota palopo di tambah lagi, utamanya di kawasan lalebbata. Sepertinya bagus bila ada panggung permanen yang dijadikan tempat mengekspresikan karya seninya. Selain itu perlu ada bagian diwilayah itu yang bias digunakan untuk kumpul komunitas berupa dinding yang dapt dijadikan papan presentase. Seru rasanya belajar ala lesehan di malam hari.  Kawasan tersebut kiranya ditambahkan peneduh dari panas matahari dan hujan. Kadang saya sering menggunakan tempat tersebut untuk berdiskusi sambil menggunakan alat elektronik. Sayang bila hujan turun tiba –tiba dan merusak alat elektronik kita.  Cukuplah 4 – 5 peneduh di kawasan tersebut. Jika pemuda palopo sering berkumpul memberikan ide –ide kreafifnya maka Palopo akan maju dan berkembang lebih cepat. Semoga palopo lebih cepat maju bersama pemuda.

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba menulis tentang Kota Palopo #BloggerTanaLuwu